28 September 2015

Pemasangan Infus KATARAK

A.    Konsep Dasar Memasang Infus
1.      Definisi
Pemasangan infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set (potter, 2005).
Memasang infus merupakan salah satu cara pemberian terapi cairan dengan menggunakan prosedur infasif yang dilaksanakan dengan menggunakan tehnik aseptik.
2.      Tujuan
a.       Mempertahankan atau menganti cairan tubuh yang hilang
b.      Memperbaiki keseimbangan asam basa
c.       Memperbaiki komponen darah
d.      Tempat memasukkan obat atau terapi intra vena
e.       Rehidrasi cairan pada pasien shock
3.      Indikasi Pemasangan Infus
a.       Pada keadaan emergency resusitasi jantung paru memungkinkan pemberian obat secara langsung kedalam intravena.
b.      Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat.
c.       Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah obat dalam jumlah besar secara terus menerus melalui infuse.
d.      Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.
e.       Untuk memasukkan obat yang tidak dapat diberikan secara oral atau intramuskuler.
4.      Persiapan Alat
a.       Alkohol spry
b.      Infus Set
c.       IV catheter sesuai ukuran
d.      Pengalas
e.       Infus sesuai pesanan
f.       Toniquet
g.      Sarung tangan bersih
h.      Kapas steril
i.        Plester
j.        Bengkok
5.      Prosedur Pelaksanaan
a.       Melakukan verifikasi program pengobatan
b.      Mencuci tangan
c.       Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
d.      Mengecek tanggal kadaluarsa: infus, selang infus, catheter vena.
e.       Menusuk saluran infus dengan benar ( jangan diputar ).
f.       Menggantung cairan infus dan mengisi tabung reservoar sebanyak duapertiga bagian /sebatas tanda hingga tidak ada udara dalam selang.
g.      Atur posisi pasien, pasang pengalas, selanjutnya pasang toniquet 5cm dari area insersi.
h.      Lakukan tindakan aseptik dengan kapas alkohol 70% dan biarkan selama 15-20 detik
i.        Pertahankan vena pada posisi stabil dengan menekan dan menarik bagian distal vena yang akan diinsersi dengan ibu jari
j.        Menusuk vena dengan sudut 30 derajat dan lubang jarum menghadap ke atas
k.      Setelah dipastikan jarum masuk, turunkan posisi jarum 20 derajat dan tarik mandrin 0,5 cm, masukan catether secara perlahan.
l.        Lakukan teknik V saat melepas mandrin dengan  menekan port dan vena lalu segera sambungkan selang infus dengan catheter.
m.    Lepas torniquet dan masukan catheter secara perlahan, sambil menarik jarum keluar
n.      Alirkan infus, selanjutnya lakukan fiksasi antara sayap dan lokasi insersi tanpa menutup lokasi insersi
o.      Letakkan kapas/gaas steril di atas area  insersi.
p.      Lepaskan sarung tangan
q.      Lakukan fiksasi (plaster ukuran ± 5x8cm sampai menutup kapas steril.
r.        Atur tetesan infus sesuai program dan tulis tanggal pemasangan, kolf, tetesan, jam habis,dan k/p obat
s.       Observasi respon pasien.
t.        Bereskan alat dan kembalikan pada tempatnya dalam keadaan bersih
u.      Cuci tangan
v.      Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

B.     Teoritis Kasus
1.      Definisi Katarak
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga   menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan (Admin,2009). 
              Katarak menyebabkan penglihatan  menjadi berkabut/buram. Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air terjun atau kabut merupakan penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan berkurang (Corwin, 2000).

2.      Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):
a.        Usia lanjut dan proses penuaan
b.       Congenital atau bisa diturunkan.
c.        Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan      beracun lainnya. 
d.       katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid). 

Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
a.       Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
b.      Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
c.       Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
d.      Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti    kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
e.       Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).

3.      Patofisiologi
Katarak umumnya merupakan penyakit usia lanjut dan pada usia diatas 70 tahun, dapat diperkirakan adanya katarak dalam berbagai derajat, namun katarak dapat juga diakibatkan oleh kelainan konginental, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Secara kimiawi, pembentukan katarak ditandai oleh berkurangnya ambilan oksigen dan bertambahnya kandungan air yang kemudian diikuti dengan dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium bertambah, sedangkan kandungan kalium, asam askorbat, dan protein berkurang. Lensa yang mengalami katarak tidak mengandung glutation. Usaha mempercepat atau memperlambat perubahan kimiawi ini dengan cara pengobatan belum berhasil dan penyebab maupun implikasinya tidak diketahui.
4.      Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat  dibantu dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata,  tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
a.       Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam
b.      Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal sehingga mata bisa fokus pada objek dekat dan lensa menjadi lebih tipis sehingga mata bisa fokus pada objek jauh
c.       Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.

5.      Pencegahan
Pencegahan utama penyakit katarak dilakukan dengan mengontrol penyebab yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak. Cara pencegahan yang dapat dilakukan dengan menggunakan kacamata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari. (Gindjing, 2006).
Cara pencegahan katarak yang terbaik adalah mengurangi atau mengendalikan faktor-faktor risiko terjadinya katarak. Faktor-faktor risiko katarak itu ada yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi faktor umur, gender dan genetik, pengaruh faktor ini tidak mungkin dimanipulasi. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi penyakit, penggunaan obat tertentu, paparan sinar matahari, merokok, minuman beralkohol, ketidakseimbangan nutrisi dan adanya ruda paksa pada bola mata. Faktor-faktor ini masih dapat dikendalikan seperti mengonsumsi cukup protein dan vitamin, menghentikan kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol, memakai pelindung mata atau kacamata dan lain-lain. (djatikusumo, 2002)
 Timggalkan Komentar Anda

0 komentar: