1.
Pengertian Stress
Stres adalah
segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu
untuk merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ).
Respon atau tindakan ini termasuk respon
fisiologis dan psikologis.
Stresor adalah stimulus yang mengawali atau
mencetuskan perubahan.
a.
Stresor internal berasal dari
dalam diri seseorang (demam, kondisi seperti kehamilan, menopause atau suatu
keadaan emosi seperti rasa bersalah )
b.
Stresor eksternal berasal dari
luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan peran
dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan ).
Berbagai
pandangan manusia mengenai stres menghasilkan pengertian yang berbeda-beda
tentang stres itu sendiri. Stres hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang
menyebabkan tubuh berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang,dan wajah memerah. Paham realistik memandang
stress sebagai suatu fenomena jiwa yang terpisah dengan jasmani atau tubuh
manusia atau fenomena tubuh belaka tanpa ada hubungan dengan kejiwaan.
Sedangkan paham idealis menganggap stres adalah murni fenomena jiwa. Hal ini
membuat kita sulit untuk menjelaskan kenapa jika fenomena stres hanyalah
fenomena jiwa namun memberikan dampak pada fisik seseorang seperti dada yang
berdebar-debar, keringat, dan sebagainya.
2.
Manifestasi Stress
Stres sifatnya
universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara
pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik
individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang
mengalami stres dapat mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya,
antara lain :
a.
Perubahan warna rambut kusam,
ubanan, kerontokan
b.
Wajah tegang, dahi berkerut,
mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sulit tersenyum/tertawa dan
kulit muka kedutan (ticfacialis)
c.
Nafas terasa berat dan sesak,
timbul asma
d.
Jantung berdebar-debar,
pembuluh darah melebar atau menyempit (constriksi) sehingga mukanya nampak
merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga
menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan.
e.
Lambung mual, kembung, pedih,
mules, sembelit atau diare.
f.
Sering berkemih.
g.
Otot sakit seperti
ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila
digerakkan.
h.
Kadar gula meningkat, pada
wanita mens tidak teratur dan sakit (dysmenorhea)
3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress
Kondisi-kondisi
yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat
diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress
karena kombinasi stressors.
Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga
sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu:
a.
Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan
pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan
stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang
sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat
seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya
perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan
membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua
pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan
adanya teknologi yang digunakannya.
b.
Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan
stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan
organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Role Demands
Peraturan dan
tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan
mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin
dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
2)
Interpersonal Demands
Mendefinisikan
tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan
komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan
dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan
dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan
menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan
karyawan lainnya.
3)
Organizational Structure
Mendefinisikan
tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika
terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka
akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
4)
Organizational Leadership
Berkaitan dengan
peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi.
Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi
dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada
hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta
karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal
pekerjaan saja.