18 January 2013

58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)



1.    Mendengar dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2.    Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan  memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3.     Memakai celemek plastik.
4.    Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun dan  air mengalir.
5.    Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6.    Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7.    Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
8.    Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

Hidup itu Indah


Lakukan apa yang kamu takut untuk melakukan. Jangan lari dari kenyataan. Hidup bagaikan sebuah perjalanan panjang berliku. Tanpa kita tahu di mana akhir perjalanan itu. Kita tidak akan pernah tahu dan tidak akan diberi tahu kapan dan di manakah ujungnya.
  1. Ketika  kita tersenyum, dunia ikut tersenyum bersama kita.
  2. Kesuksesan, secara sederhana, diraih dengan merubah kebiasaan kita dan cara berpikir kita.
  3. Hidup itu lebih dari sekedar mencari uang.
  4. Kesempatan bukan merupakan hal langka bagi kita  yang senantiasa mencari.
  5. Kebahagiaan kita tidak bergantung pada faktor diluar diri anda.
  6. Semua rintangan justru akan membuat kita bertambah kuat dan bijak.
  7. Banyak kesedihan dapat dihilangkan dengan selalu melihat sisi-sisi positif pada semua hal.
  8. Perlakukan orang lain dengan baik, maka kita pun akan diperlakukan dengan sama.
  9. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak kita menerima.
  10. Tertawa adalah cara gratis untuk sehat.
  11. Orang-orang akan memaafkan kita ketika kita betul-betul memintanya dengan tulus.
  12. Mencintai, dan sebaliknya kita akan dicintai.
  13. Tidak semua orang itu materialistis dan egois.
  14. Kerja keras akan selalu membuka jalan dan jalan-jalan lainnya.
  15. Keceriaan dapat diraih dengan memiliki hobi.
  16. Berteman adalah mudah sejauh kita memiliki inisiatif untuk mengetahui orang lain lebih jauh.
  17. Dengan tidak mengharapkan lebih, kita justru akan bertambah kaya dan lebih berbahagia.
  18. Segala jenis penderitaan di dalam diri yang mungkin kita rasakan, keindahan alam selalu dapat meringankan beban jiwa anda.
  19. Masih banyak tempat yang indah untuk dikunjungi, menu makanan baru untuk dicoba dan orang baru untuk ditemui.
  20. Membaca buku atau menonton film positif dapat membuat hari kita terasa indah.
  21. Ketika kita memberi pada yang kurang mampu, senyuman pada wajah mereka jauh lebih
  22. berharga dibanding apa yang kita berikan.
  23. Jangan khawatir terhadap kesalahan atau kegagalan, karena akan membuat kita semakin bijak.
  24. Semakin sering kita gagal, semakin besar kemungkinan kita untuk sukses.
  25. Tidak seperti pertemanan, cinta tidak memerlukan timbal balik.
  26. Menemukan gairah yang menggebu adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri.
  27. Masih banyak orang yang baik dibanding orang yang jahat.
  28. Jika kita merasa hidup begitu menggairahkan, maka jalani hidup kita dengan sebaik-baiknya.



05 January 2013

Pengertian Kognitife


A.    Ranah Kognitife
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.
1.      Pengetahuan (knowledge)
Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana mengguankan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat.

04 January 2013

Organ Tubuh Yang Sangat Berbahaya Bagi Diri kita sendiri Dan Orang Lain


Lidah adalah sebuah API
Lidah sendiri dinyalakan dari api neraka
Lidah adalah sesuatu yang kecil tetapi dapat menghancurkan sesuatu yang besar.
Lidah adalah sesuatu yang buas dan liar, tak seorangpun dapat menjinakkannya.
Lidah adalah suatu kejahatan yang tidak dapat tenang dan selalu gelisah.
Lidah adalah sesuatu yang tidak mau berdamai.
Lidah adalah racun yang mematikan.
Lidah adalah organ tubuh yang dapat mencemarkan moral/akhlak manusia, bahkan merusak seluruh kehidupan manusia.
Lidah bisa membinasakan orang lain, bahkan membinasakan pemiliknya sendiri.
Lidah merupakan suatu dunia kejahatan yang bertempat tinggal di antara anggota-anggota tubuh kita yang lain.

Kader


a.   Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Niken Meliani, 2009).
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat. Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana (Niken Meliani, 2009).

Cita-Cita Yang Belum Tercapai


Mengeluh, memaki-maki keadaan, mengganggap diri lemah, menyalahkan diri sendiri adalah situasi yang mewakilkan dari “keterbatasan”:  Daripada kita terhanyut dengan sekumpulan tetesan peluh dan keluh kesahlebih baik kita berpikir positif dan meyakinkan diri bahwa belenggu keterbatasan itu dapat kita patahkan dengan rasa optimis dan mensugestikan diri bahwa kita dapat meraih apa yang kita inginkan. Kita bisa mencontoh kreativitas air. Jika air dibendung, ia akan meluap, kemudian merembes melewati kedalaman tanah. Air tetap akan merembes walaupun di sekelilingnya ada botol kaca atau kain penutup.
Pertanyaannya sekarang adalah potensi apa yang dapat kita luapkan jika ia dibendung kebuntuan? Potensi apa yang dapat kita rembeskan jika kita terkurung oleh botol atau kain keadaan?.
Kita sendiri yang dapat menjawab pertanyaan dari rasa keraguan itu dan memahami peta kekuatan maupun peta potensi yang tertanam pada diri untuk membuka ruang-ruang kesuksesan. Ada kalanya ketika cita-cita atau mimpi tak sesuai dengan kehendak-Nya, disinilah saat dimana ujian kesabaran untuk meningkatkan tingkat kedewasaan kita. Ketika semangat dipatahkan dan kegagalan menyelimuti diri, disinilah dimana kita dituntut untuk berpikir maju dan tidak monoton.
Sampai pada akhirnya ketika kita menemukan potensi dan diminta untuk mengukir mimpi pada jalan baru yang ditentukan oleh-Nya, disinilah baru kita tersadar bahwa potensi unggulan yang tidak terduga sebelumnya lebih dahsyat dari apa yang pernah terlintas sebelumnya. Yakinlah, dibalik keterbatasan ada pintu kesuksesan yang melalui jalur lain pada waktu bersamaan.
Percayalah, kita disediakan jalan yang berbeda-beda tetapi hanya kita yang mampu “mewarnai kanvas putih” pada kehidupan kita sendiri dan itu tergantung pada apa yang kita usahakan dan terserah pada kita, apakah mau mendayagunakan potensi unggulan itu atau tidak. Karena biasanya usaha berbanding lurus dengan hasil.

03 January 2013

Kegagalan Guru Yang Terbaik Kita


Berapa kali dalam hidup ini kita berada di posisi gagal. Banyak orang di dunia ini kegagalan adalah sebuah pertanda bahwa dia harus berhenti tapi tak sedikit pula yang mengartikan kegagalan sebagai langkah awal untuk dia mencoba kembali. Entah mencoba hal yang sama atau mencoba hal yang baru.
Tapi apakah kegagalan membuat kita takut untuk mencoba lagi itu yang perlu kita pikirkan.
Kegagalan adalah kepastian dalam belajar sesuatu.
Kegagalan bukanlah musuh kita.
Tapi kegagalan adalah guru terbaik kita.
Jika kata gagal, janganlah putus asa.
Teruslah mencoba dan coba lagi.
Sampai kata bisa melakukan dengan benar/baik.

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

Menurut Suparyanto (2011) Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgentrel yang dibungkus di dalam kapsul silastic silicon polidmetri silicon dan disusukan dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing-masing kapsul panjangnya 44 mm masing-masing batang diisi dengan 70 mg levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi.
Implant adalah metode kontrasepsi yang dipakai di lengan atas bagian sebelah dalam.Berbentuk silastik (lentur). Berukuran hamper sebesar korek api.Implant di pasang biasanya pada lengan kiri. Ditanamkan diantara kulit dan daging.Tepatnya dibawah kulit namun di atas lapisan daging (otot),sehingga jika dilihat dari luar akan terlihat menonjol dan dapat diraba (Hadisom,2010)

01 January 2013

MEDICAL ERROR DAN PERILAKU KLINIS PETUGAS KESEHATAN DALAM PENATALAKSANAAN MALARIA DI RSU .................

Latar Belakang: Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Kabupaten Nias. Bahkan, pada saat ini telah terjadi kasus resistensi pengobatan malaria di Pulau Nias. Salah satu penyebab kejadian resistensi adalah karena perilaku petugas kesehatan dalam penatalaksanaan kasus malaria. Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunung Sitoli Nias, malaria termasuk dalam 10 besar penyakit pada tahun 2005-2006. RSUD Nias merupakan satu-satunya rumah sakit dan menjadi rujukan bagi 18 Puskesmas di wilayah tersebut.

Tujuan: Penelitian ini berfokus pada penatalaksanaan klinis malaria dan bertujuan untuk: (1) mengukur kejadian diagnostic dan treatment errors, (2) mengukur kejadian error of ommission dan error of commission; (3) mengeksplorasi perilaku klinis petugas kesehatan; dan (4) mengidentifikasi faktor predisposisi, pendukung dan penguat perilaku klinis petugas kesehatan.

Metode: Studi ini menerapkan kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Seratus empat puluh enam (146) sediaan darah pada bulan Mei (2007) diperiksa kembali oleh laboratorium di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengukur kesepakatan diagnosis Kappa. Seluruh rekam medik pasien yang diduga menderita malaria juga digunakan untuk mengetahui kejadian kesalahan diagnosis dan terapi. Untuk penelitian kualitatif, dilakukan wawancara terhadap dokter umum, dokter spesialis, petugas laboratorium dan perawat yang menangani kasus malaria. Data kualitatif dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara mendalam.

Hasil: Uji kesepakatan Kappa menunjukkan nilai kesepakatan diagnosis yang lemah (koefisien Kappa 0,04). Kejadian kesalahan medis pada penatalaksanaan malaria sebesar 1,87 kali per pasien. Studi ini menemukan 98 kejadian kesalahan diagnosis, terdiri dari 16 kejadian error of ommission (17,39%) dan 82 error of commission (89,13%). Selain itu, terdapat 92 kejadian kesalahan terapi, terdiri atas 19 kejadian error of ommission (20,65%) dan 73 kejadian error of commission (79,35%). Perilaku klinis petugas berkontribusi terhadap terjadinya kesalahan medik. Faktor yang mempengaruhi perilaku klinis tersebut adalah tidak adanya pelatihan bagi petugas rumah sakit, belum tersusunnya standar operasional prosedur, rendahnya kompetensi petugas laboratorium serta tidak adanya penghargaan atas kinerja klinis yang tinggi.

Kesimpulan: Studi ini menemukan tingginya kejadian kesalahan medis pada penatalaksanaan kasus malaria. Peningkatan mutu klinis penatalaksanaan malaria perlu diprioritaskan, dengan mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi perilaku klinis petugas.
Kata kunci: medical errors, penatalaksanaan malaria, rumah sakit

Abstrak

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE
 PADA ANAK BALITA DI ........................................
KABUPATEN ............................
   

Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015 adalah masyarakat mandiri dan berkeadilan dengan misi meningkatkan derajat ksehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu penyakit yang dapat menyerang anak adalah diare. Penyebab kematian pada bayi dan terutama balita adalah penyakit infeksi, diare dan pneumonia. Pencegahan, deteksi dini, serta penanganan yang cepat dan tepat dapat menekan kematian yang diakibatkan penyakit ini.
Penelitian bersifat diskriptif yang dilaksanakan di Puskesmas Jeumpa Kabupaten Bireuen, pada tanggal 18-20 Juni 2012. Sampel adalah total populasi dimana seluruh ibu-ibu yang datang ke puskesmas Jeumpa dijadikan sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 30 pertanyaan dalam bentuk benar dan salah.
Pengolahan data menggunakan editing, coding, tabulating. Hasil penelitian 94% berpengetahuan baik yaitu: 100% pengetahuan responden tentang pengertian dan penyebab diare berpengetahuan baik, tujuan tanda dan gejala 88% berpengetahuan baik, komplikasi 91% berpengetahuan baik, penatalaksanaan dan pencegahan 83% berpengetahuan baik.
Dengan pegetahuan yang baik diharapakan angka kejadian diare dapat menurun. Bagi ibu-ibu diharapkan dapat mencari informasi yang tepat pada petugas kesehatan agar pengetahuan tentang diare menjadi lebih baik lagi.

Kata Kunci                  : Pengetahuan, Anak Balita, Diare

Posyandu


1.    Pengertian posyandu
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis serta petugas teknik dari petugas kesehatan dan Keluarga Berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu merupakan kegiatan masyarakat yang pada dasarnya merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyarakat dalam memperoleh pelayanan KB, KIA, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare pada waktu dan tempat yang sama (Ruslan, 2004).
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI,
2011).