04 January 2013

Cita-Cita Yang Belum Tercapai


Mengeluh, memaki-maki keadaan, mengganggap diri lemah, menyalahkan diri sendiri adalah situasi yang mewakilkan dari “keterbatasan”:  Daripada kita terhanyut dengan sekumpulan tetesan peluh dan keluh kesahlebih baik kita berpikir positif dan meyakinkan diri bahwa belenggu keterbatasan itu dapat kita patahkan dengan rasa optimis dan mensugestikan diri bahwa kita dapat meraih apa yang kita inginkan. Kita bisa mencontoh kreativitas air. Jika air dibendung, ia akan meluap, kemudian merembes melewati kedalaman tanah. Air tetap akan merembes walaupun di sekelilingnya ada botol kaca atau kain penutup.
Pertanyaannya sekarang adalah potensi apa yang dapat kita luapkan jika ia dibendung kebuntuan? Potensi apa yang dapat kita rembeskan jika kita terkurung oleh botol atau kain keadaan?.
Kita sendiri yang dapat menjawab pertanyaan dari rasa keraguan itu dan memahami peta kekuatan maupun peta potensi yang tertanam pada diri untuk membuka ruang-ruang kesuksesan. Ada kalanya ketika cita-cita atau mimpi tak sesuai dengan kehendak-Nya, disinilah saat dimana ujian kesabaran untuk meningkatkan tingkat kedewasaan kita. Ketika semangat dipatahkan dan kegagalan menyelimuti diri, disinilah dimana kita dituntut untuk berpikir maju dan tidak monoton.
Sampai pada akhirnya ketika kita menemukan potensi dan diminta untuk mengukir mimpi pada jalan baru yang ditentukan oleh-Nya, disinilah baru kita tersadar bahwa potensi unggulan yang tidak terduga sebelumnya lebih dahsyat dari apa yang pernah terlintas sebelumnya. Yakinlah, dibalik keterbatasan ada pintu kesuksesan yang melalui jalur lain pada waktu bersamaan.
Percayalah, kita disediakan jalan yang berbeda-beda tetapi hanya kita yang mampu “mewarnai kanvas putih” pada kehidupan kita sendiri dan itu tergantung pada apa yang kita usahakan dan terserah pada kita, apakah mau mendayagunakan potensi unggulan itu atau tidak. Karena biasanya usaha berbanding lurus dengan hasil.

0 komentar: