01 August 2012

Ruptur Perineum


BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Angka Kematian Bayi Indonesia dan beberapa negara di Asia Pasifik dapat dilihat pada kartogram berikut ini (sumber: UNDP, 2004)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT, 2005) serta 60/1000 kelahiran hidup (Susenas 2005), maka pada tahun 2003 AKI turun menjadi 307/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2003), sedangkan AKB turun menjadi 37/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003). Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 63,20 tahun pada tahun 2005 menjadi 66,2 tahun pada tahun 2003 (SDKI, 2003).

Indonesia membuat rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) untuk tahun 2001 - 2010, dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah dengan visi 'Kehamilan dan Persalinan di Indonesia Berlangsung Aman, serta yang Dilahirkan Hidup dan Sehat,' dengan misinya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Saiffudin : 2002).

Ruptur Perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan.
B.     Tujuan
  1. Tujuan Umum
Agar mahasiswi mampu mengatasi Reptur Prineum serta mendiagnosa masalah yang terjadi pada ibu hamil.
  1. Tujuan Khusus
    1. Untuk mengetahui definisi Reptur Prineum
    2. Untuk mengetahui klasifikasi serta tingkatan-tingkan pada Reptur Prineum
    3. Untuk mengetahui penyebab dan cara pengobatan Reptur Prineum

C.    Manfaat
1.      Pengawasan kesehatan
Menjadi panduan dan masukan dalam mengkaji dan mendiagnosa pada penderita penyakit Reptur Prineum dan memberi masukan untuk instalasi rumah sakit dalam peningkatan pelayanan kesehatan.
2.      Akademik
Sebagai sumbangsih bacaan agar berguna bagi adik-adik dan teman-teman dalam meperadilan ilmu kesehatan khususnya yang menyangkut dengan Reptur Prineum (robekan atau koyaknya jaringan secara paksa).
3.      Penulis
Penulis lebih mengerti dan lebih mendalami tentang penyakit Reptur Prineum, tanda-tanda yang ditimbulkan serta bagaimana cara menanggulangi penyakit Reptur Prineum.
4.      Masyarakat
Agar masyarakat menjadi lebih paham tentang asuhan kehamilan dan masyarakat mampu menjaga kesehatan serta paham akan kebutuhan nutrisi tubuh demi tercapainya kelangsungan hidup dan tingkat kesehatan yang optimal.


0 komentar: