03 August 2012

LAPORAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB)  masing-masing 373/100.000 kelahiran hidup serta 60/1000 kelahiran hidup (Winjosastro, 2005).
Untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pada tahun 2011, kementerian kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program jampersal (jaminan persalinan),yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal, dan keluarga berencana (Depkes,2005).
1
(AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307/100.000 kelahiran hidup atau setiap 2 nyawa meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula  (AKB) masih berada pada kisaran 20/1000 kelahiran hidup. Dari pelaksanaan MPS target yang diharapkan pada tahun 2010 dapat mencapai, angka kematian maternal menjadi 125/100.000 kelahiranhidup. Dalam rangka inilah Departemen Kesehatan bersama Program Maternal dan Neonatal Health (MNH) sejak tahun 1999 mengembangkan berbagai pendekatan yang didasarkan pada praktek-praktek terbaik (Best Practice) yang diakui dunia untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir diberbagai daerah intervensi di Indonesia, untuk mencapai hal itu masih diperlukan waktu kendati Depkes sudah menempatkan bidan di desa (JNPK KR, 2006).
Melalui PONED dan PONEK, secara angka AKB dan AKI dapat terus menurun, sebagai gambaran dalam tahun 2009 jumlah AKI sebanyak 831 orang dan ditahun ini 2010 mengalami penurunan menjadi 641 orang (Depkes, 2005).
Di Indonesia berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 KH. Jika Dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar  307/100.000 KH. AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDG 2015 (102/100.000 KH) sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target  tersebut (BPS, 2007).
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) Indonesia masih tertinggi di Asia.Kematian ibu melahirkan mencapai 307 per 100.000 kelahiran. Angka ini 65 kali lipat kematian ibu di Singapura, 9,5 kali lipat dari Malaysia.Bahkan 2,5 kali lipat dari Filipina.Begitu juga dengan AKB Indonesia, sebesar 45 per 1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2003).
Data Dinas Kesehatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam menunjukkan bahwa AKI Provinsi NAD tahun 2005 adalah 354/100.000 kelahiran hidup, AKB sebesar 39/1.000 kelahiran hidup, sedangkan secara nasional 2005,AKI adalah 262/100.000 dan AKB 32/1.000 (Dinkes Prov. NAD, 2006).
Kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001). Penyebab langsung kematian Ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Sedangkan berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%) (Hermawan, 2009).
Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh antara lain infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru Iahir (sarwono, 2008).
Oleh karena itu tersebut di atas, maka kita sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harus mampu menurunkan (AKI) dan (AKB) yang salah satunya dengan cara pengadaan perawatan atau asuhan secara komprehensif dimulai pada saat Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir (BBL).
Berdasarkan data yang di peroleh pada tahun 2010 di BPS Wahidah, SST di dapatkan data Antenatal care (ANC) sebesar 304 jiwa/tahun dan data Intranatal Care sebesar 86 jiwa/tahun.
Asuhan komprehensif ini diberikan pada Ny.J sejak tanggal 26 Juni sampai dengan 15 September 2011 di Desa Seunebok Gunci Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen dengan harapan agar tercipta kehamilan yang aman, persalinan yang sehat, masa nifas terhindar dari infeksi dan bayi terhindar dari Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

0 komentar: