BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan
Tentang Imunisasi Hepatitis B
1.
Definisi
Imunisasi Hepatitis B
Kata imun
berasal dari bahasa latin imunitas yang berarti pembebasan (kekebalan) yang
diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban terhadap warga biasa dan terhadap
dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya
berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi
terhadap penyakit menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang
terdiri dari sel – sel serta produk zat – zat yang dihasikannya, yang bekerja
sama secara kolektif dan terkoord
inir untuk melawan benda asing seperti kuman –
kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh (Badan Litbangkes, 2008).
Kuman disebut antigen. Pada saat pertama
kali antigen ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti
yang disebut antibodi. Pada umumnya reaksi pertama tubuh untuk membentuk
antibodi tidak terlalu kuat karena tubuh belum mempunyai pengalaman terhadap
antigen yang masuk, tetapi pada reaksi yang kedua, ketiga dan seterusnya, tubuh
sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan
antibody terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak,
itulah sebabnya pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya dilakukan
tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan
pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut atau seandainya
terkenapun tidak akan menimbulkan akibat yang fatal (Badan Litbangkes, 2008).
Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada
seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu. Imunisasi
merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan kekebalan tubuh
seseorang (Badan Litbangkes, 2008).
Imunisasi merupakan suatu upaya pencegahan
yang paling efektif untuk mencegah penularan penyakit hepatitis B. Word Health Organization (WHO) melalui program The Expanded Program on Immunisation (EPI) merekomendasikan
pemberian vaksinasi terhadap 7 jenis antigen penyakit sebagai imunisasi rutin
di Negara berkembang, yaitu BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B.
Imunisasi ada dua macam yaitu imunisasi
aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun
yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh
memproduksi antibodi sendiri contohnya imunisasi hepatitis B, sedangkan
imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi
dalam tubuh meningkat contohnya peningkatan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang
yang mengalami luka kecelakaan, contoh lain adalah yang terdapat pada bayi baru
lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari Ibunya
terhadap campak (Depkes RI, 2004).
Data statistik menunjukkan makin banyak
penyakit menular bermunculan dan senantiasa mengancam kesehatan. Setiap tahun
di seluruh dunia ratusan ibu, anak – anak dan dewasa meninggal karena penyakit
yang sebenarnya masih dapat dicegah, hal ini dikarenakan kurangnya informasi
tentang pentingnya imunisasi. Bayi – bayi yang baru lahir, anak – anak usia
muda yang bersekolah dan orang dewasa sama – sama memiliki resiko terserang
penyakit – penyakit menular yang mematikan seperti, hepatitis B, dipteri,
tetanus, thypus, radang selaput otak dan masih banyak penyakit lainnya yang
sewaktu – waktu muncul dan mematikan, untuk itu salah satunya pencegahan yang
terbaik dan sangat vital agar bayi –bayi tersebut terlindungi hanya dengan
melakukan imunisasi (Khalidatnnur & Masriati, 2007).
Imunisasi merupakan salah satu cara yang
efektif dan efisien dalam mencegah penyakit dan merupakan upaya preventif yang
mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak
yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat
bertahan dan kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukkan dalam program
imunisasi yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan
hepatitis B (Mirzal, 2008).
Imunisasi hepatitis B pada bayi adalah
upaya memberikan stimulan kepada tubuh agar secara efektif membentuk antibody terhadap
virus hepatitis B (anti–HBs). Program imunisasi hepatitis B dapat berkontribusi
menurunkan angka kesakitan dan kematian
sebesar 80 -90% (Idwar, 2000).
0 komentar:
Post a Comment