BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna. Persalinan bisa saja berjalan secara normal, namun tidak jarang proses persalinan mengalam hambatan dan harus dilakukan operasi ( Kasdu, 2003). Pada masa lalu melahirkan dengan cara operasi merupakan hal yng menakutkan karena dapat menyebabkan kematian. Namun dengan berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan pandangan tersebut mulai bergeser. Kini sectio caesarea kadang menjadi alternatif pilihan persalinan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pusat Studi Obstetri dan Ginekologi di Washington DC pada tahun 1994 menunjukkan bahwa setengah dari jumlah kelahiran sectio caesarea yang tercatat secara medis sebenarnya tidak diperlukan. Indonesia saat ini angka kejadian sectio caesarea juga terus meningkat baik di rumah sakit pendidian maupun di rumah sakit swasta. Berdasarkan penelitan yang dilakukan Basalamah dan Galuari 1993, terhadap 64 rumah sakit di Jakarta tercatat 17.665 kelahiran, dari angka kelahiran tersebut sebanyak 35,7%-55,3% melahirkan dengan sectio caesarea. Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi dinding abdomen dan dan uterus (Oxorn, 2010). Pertolongan operasi dengan sectio caesarea mempunyai sejarah yang panjang. Bahaya infeksi merupakan ancaman yang serius sehingga banyak terjadi kematian. Perkembangan teknologi sectio caesara denikian majunya sehngga bahayanya makin dapat ditekan. Oleh karenanya pertolongan persalinan sectio caesara makin banyak dilakukan, (Ayu,2009).
Beberapa alasan operasi tersebut ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu keselamatan pasien tersebut. Proses pemulihan kesehatan pasca operasi merupakan hal yang sangat penting bagi pasien yang mengalami pembedahan sebab karena adanya lukanya pembedahan, pengaruh immobilisasi selama pembedahan berlangsung dan masa penyembuhan serta pengaruh anastetik dan analgetik merupakan penyebab utama timbulnya komplikasi pasca operasi. Hal lain yang harus menjadi perhatian besar adalah proses sterilisasi yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan untuk keperluan operasi. Sterilisasi bisa digunakan dengan berbagai metode tergantung dari jenis dan bahan alat yang akan digunakan untuk keperluan operasi.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan mencoba memamparkan secara umum tentang operasi sectio caesarea, alat yang digunakan untuk operasi sectio caesarea, dan proses sterilisisasi yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat operasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami tentang tindakan section caesaria.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan definisi dari section caesaria.
b. Mampu menyebutkan berbagai etiologi dan patofisiolagi dari section caesaria.
c. Mampu menyebutkan berbagai tujuan dan indikasi dari section caesaria.
d. Mampu menyebutkan berbagai jenis-jenis dari section caesaria.
e. Mampu menyebutkan berbagai komplikasi dari section caesaria.
f. Mampu menyebutkan berbagai pemeriksaan penunjang dari section caesaria.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kasus
1. Definisi
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khoriokarsinoma sampai sepsis, yang meningkatkaan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktjor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan. ( Sarwono Prawirohardjo, 2002 )
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).
Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (Gulardi & Wiknjosastro, 2006).
Sectio caesarea atau bedah sesar adalah sebuah bentuk melahirkan anakdengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih (Dewi Y, 2007).
2. Tujuan Sectio Caesarea
Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untuk mempersingkat lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah rahim. Sectio caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa lainnya jika perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi pada plasenta previa, sectio caesarea juga dilakukan untuk kepentingan ibu, sehingga sectio caesarea dilakukan pada placenta previa walaupun anak sudah mati.
3. Jenis-Jenis Sectio Caesarea
Ada dua jenis sayatan operasi yang dikenal yaitu :
1. Sayatan melintang
Sayatan pembedahan dilakukan dibagian bawah rahim (SBR). Sayatan melintang dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan (simphysisis) di atas batas rambut kemaluan sepanjang sekitar 10-14 cm. keuntunganya adalah parut pada rahim kuat sehingga cukup kecil resiko menderita rupture uteri (robek rahim) di kemudian hari. Hal ini karna pada masa nifas, segmen bawah rahim tidak banyak mengalami kontraksi sehingga luka operasi dapat sembuh lebih sempurna (Kasdu, 2003).
2. Sayatan memanjang (bedah caesar klasik)
Meliputi sebuah pengirisan memanjang dibagian tengah yang memberikan suatu ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan bayi. Namun, jenis ini kini jarang dilakukan karena jenis ini labil, rentan terhadap komplikasi (Dewi Y, 2007).
4. Indikasi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (Dystosia):
· Fetal distress.
· His lemah/melemah.
· Janin dalam posisi sungsang atau melintang.
· Bayi besar (BBL > 4,2 kg).
· Plasenta previa.
· Kalainan letak.
· Disproporsi Cevalo-Pelvik.
· Rupture uteri mengancam.
· Hydrocephalus
· Primi muda atau tua.
· Partus dengan komplikasi.
· Panggul sempit.
· Problema plasenta
5. Etiologi
Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut:
1. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
0 komentar:
Post a Comment