BAB II
TINJAUAN TEORITAS
A.
Teoritis Kasus
- Pengertian
Mengganti balutan / perban
adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti balutan dalam perawatan luka
untuk mencegah infeksi silang dengan cara menjaga agar luka tetap dalam keadaan
bersih. Melakukan
perawatan pada luka dengan cara mamantau keadaan luka, melakukan penggatian
balutan (ganti verban) dan mencegah terjadinya infeksi.
Menggunakan balutan yang tepat
perlu disertai pemahaman tentang penyembuhan luka. Apabila balutan tidak sesuai
dengan karakteristik luka, maka balutan tersebut dapat mengganggu penyembuhan
luka. Pilihan jenis balutan dan metode pembalutan luka akan mempengaruhi
kemajuan penyembuhan luka.
Untuk itu dikembangkan suatu
metode perawatan luka dengan cara mempertahankan isolasi lingkungan luka agar
tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan kelembaban.
Terjadinya peradangan pada
luka adalah hal alami yang sering kali memproduksi eksudat mengatasi eksudat
adalah bagian penting dari penanganan luka. Selanjutnya, mengontrol eksudat
juga sangat penting untuk menangani kondisi dasar luka, yang mana selama ini
masih kurang diperhatikan dan kurang diannggap sebagai suatu hal yang penting
bagi perawat, akibatnya bila produksi eksudat tidak dikontrol dapat
meningkatkan jumlah bakteri pada luka, kerusakan kulit, bau pada luka dan pasti
akan meningkatkan biaya perawatan setiap kali mengganti balutan. Pada luka
tekan balutan luka sangat berperan penting dengan fungsi sebagai berikut:
1)
Membantu melindungi luka dari injuri yang berulang
2)
Membantu melindungi luka dari kuman penyakit dan mencegah luka terinfeksi
3)
Membantu menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung penyembuhan luka
4)
Menambal bagian luka terutama bagian yang mati
- Penyebab Luka
Secara alamiah penyebab
kerusakan harus diidentifikasi dan dihentikan sebelum memulai perawatan luka,
serta mengidentifikasi, mengontrol penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyembuhan sebelum mulai proses penyembuhan. Berikut ini akan dijelaskan
penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi Penyabab luka :
1)
Panas dan terbakar baik fisik maupun kimia
2)
Gangguan vaskular, arterial, vena atau gabungan arterial dan vena
3)
Immunodefisiensi
4)
Kerusakan jaringan ikat
5)
Penyakit metabolik, seperti diabetes
6)
Defisiensi nutrisi
7)
Kerusakan psikososial
8)
Efek obat-obatan
Pada banyak kasus ditemukan
penyebab dan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dengan multifaktor.
- Proses Penyembuhan Luka
a)
Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi
tumpang tindih (overlap)
b)
Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta
penyebab luka tersebut
c)
Fase penyembuhan luka :
1)
Fase inflamasi
2)
Fase proliferasi or epitelisasi
3)
Fase maturasi atau remodeling
- Perencanaan
Balutan luka secara khusus
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini.
Revolusi dalam perawatan luka ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang
dilakukan oleh Professor G.D Winter pada tahun 1962 yang dipublikasikan dalam
jurnal Nature tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk
penyembuhan luka.
- Prinsip Dasar Perawatan
Luka
Ada
tiga prinsip dasar penyembuhan luka yaitu :
1.
Identifikasi dan kontrol penyebab sebaik mungkin
2.
Konsen dengan dukungan ”patient centered”
3.
Optimalisasi perawatan pada luka
B.
Teoritis Tindakan Keterampilan Dasar
Melakukan balutan yang
tepat perlu disertai pemahaman tentang penyembuhan luka. Apabila balutan tidak
sesuai dengan karakteristik luka, maka balutan tersebut dapat mengganggu
penyembuhan Luka.
- Persiapan Alat
a.
Alat-alat steril
1)
Pinset anatomis 1 buah
2)
Pinset sirugis 1 buah
3)
Gunting bedah/jaringan 1 buah
4)
Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
5)
Kassa desinfektan dalam kom tertutup
6)
sarung tangan 1 pasang
7)
korentang/forcep
b.
Alat-alat tidak steril
1)
Gunting verban 1 buah
2)
Plester
3)
Pengalas
4)
Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
5)
Nierbeken 2 buah
6)
Kapas alcohol
7)
Aceton/bensin
8)
Sabun cair anti septik
9)
NaCl 9 %
10)
Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
11)
Sarung tangan 1 pasang
12)
Masker
13)
Air hangat (bila dibutuhkan)
14)
Kantong plastic/baskom untuk tempat sampah
- Prosedur Pelaksanaan
1)
Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2)
Dekatkan alat-alat ke pasien
3)
Pasang sampiran
4)
Mencuci tangan
5)
Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6)
Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7)
Letakkan pengalas dibawah area luka
8)
Letakkan nierbeken didekat pasien
9)
Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam nierbeken.
Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya
dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan
kulit dan kearah balutan.
10)
Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat
balutan dengan perlahan
11)
Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic, hindari
kontaminasi dengan permukaan luar wadah
12)
Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
13)
Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat
luka dengan memperhatikan tehnik aseptic
14)
Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
15)
Membersihkan luka dengan larutan NaCl 9 %
16)
Mengeringkan Luka atau insisi dengan kassa steril
17)
Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan terapi)
18)
Menutup luka dengan kassa steril
19)
Plester dengan rapi
20)
Buka sarung tangan dan masukan kedalam nierbeken
21)
Lepaskan masker
22)
Atur dan rapikan posisi pasien
23)
Buka sampiran
24)
Evaluasi keadaan umum pasien
25)
Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih, kering
dan rapi
26)
Mencuci tangan
27)
Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatanTimggalkan Komentar Anda
0 komentar:
Post a Comment