A.
Definisi
Fertilisasi atau pembuahan merupakan
peristiwa meleburnya gamet jantan dan gamet betina (haploid) membentuk zigot
(diploid). Penyerentakan reproduksi secara khas dari jantan tertentu untuk
betina tertentu untuk betina tertentu seringkali memerlukan suatu bentuk
rayuan. Rayuan ini dimulai oleh pejantan atau betina, dapat merupakan suatu
upacara singkat. Rayuan ini juga mempunyai peranan tambahan cenderung dapat
mengurangi sifat agresif dan menentukan identitas spesies dan kelamin, yaitu
menentukan anggota spesies yang sama tetapi kelamin yang berlawanan.
B.
Jenis-Jenis
Fertilisasi
Fertilisasi mempunyai beberapa cara
yang umum didapati pada makhluk hidup, yaitu :
1.
Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik):
gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
2.
Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan
di darat): sperma dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian
disusul dengan fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran
fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang
sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur (Anonymous, 2008).
C.
Proses Fertilisasi
Kehamilan terjadi didahului fertilisasi
atau konsepsi yaitu penyatuan sebuah sel telur dengan sebuah sperma yang
berarti pula terjadi penyatuan materi genetik dari ovum seorang wanita dengan
materi genetik dari sperma seorang pria.
Fertilisasi terjadi pada saat wanita
dalam periode masa subur yaitu setelah terjadi ovulasi dan oosit sekunder
bergerak disepanjang tuba falopii menuju uterus. Dari 200 hingga 400 juta
sperma hasil ejakulasi di dalam vagina, sebagian yang tertinggal di vagina akan
terseleksi oleh asam vagina dan hanya beberapa ratus ribu sperma yang dapat
mencapai uterus. Dengan bantuan kontraksi otot uterus, sperma akan menyebar
diseluruh permukaan uterus. Sebagian dari sperma ini terseleksi kembali oleh
sel darah putih di dalam uterus hingga akhirnya hanya tinggal beberapa ribu
bahkan hanya beberapa ratus yang berhasil mencapai tuba falopii untuk bertemu
dengan ovum.
Sperma harus menembus korona radiata
dan zona pelusida yang membungkus oosit sekunder. Baik sperma maupun oosit sekunder
saling mengeluarkan enzim dan zat tertentu yang saling mendukung sehingga
sperma dapat menembus pembungkus oosit sekunder.
Pada sperma, bagian akrosom sperma mengeluarkan:
- hialuroidase,
suatu enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
- akrosin, suatu
enzim protease yang dapat menghancurkan senyawa glukoprotein pada zona
pelusida.
- antifertilizin,
antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit
sekunder.
Sedangkan oosit sekunder mengeluarkan
fertilizin, yang tersusun dari senyawa glikoprotein. Fertilizin berfungsi:
- mengaktifkan
sperma agar bergerak cepat.
- menarik sperma
secara kemotaksis positif.
- mengumpulkan
sperma di sekeliling oosit sekunder.
Bila sebuah sperma telah menembus oosit
sekunder, sel-sel granulosit di bagian kortek oosit akan mengeluarkan senyawa
tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lain.
Adanya penetrasi sperma juga akan merangsang penyelesaian meiosis 2 sehingga
dihasilkan sebuah ovum yang fungsional dan tiga buah polosit degeneratif.
Segera setelah sperma memasuki oosit
sekunder, inti nukleus pada kepala sperma akan membesar dan ekor sperma akan
mengalami degenerasi, kemudian terjadi penyatuan inti sperma yang mengandung
kromosom haploid dan ovum yang haploid sehingga terbentuk zigot yang mengandung
kromosom diploid atau 46 buah kromosom.
Kurang lebih 24 jam setelah
fertilisasi, zigot mengalami proses pembelahan (cleavage) menjadi morula dan
selanjutnya menjadi blastula. Mula-mula zigot membelah menjadi beberapa buah
sel dengan ukuran sama berbentuk bulat menyerupai buah arbei yang disebut
morula. Morula terus membelah hingga membentuk rongga yang disebut blastocoel,
pada fase ini embrio disebut blastula. Blastula akan menempel dan terimplantasi
pada endometrium. Sel-sel bagian dalam blastula akan berkembang menjadi embrio
yang terdiri atas tiga lapis jaringan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Ketiga lapis jaringan tersebut akan mengalami organogenesis atau berkembang
menjadi berbagai macam organ.
D.
Kehamilan atau
Gestasi.
Embrio berupa blastula bergerak dari
oviduct menuju uterus akhirnya tertanam (mengalami implantasi/nidasi) dalam
dinding endometrium. Setelah implantasi embrio terjadilah kehamilan.
Sel-sel bagian luar blastula disebut
trofoblas mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk melisiskan
sel-sel endometrium, kemudian membentuk tonjolan-tonjolan sebagai alat kait
untuk menempel pada endometrium. Sel-sel di bawah trofoblas dengan cepat
membelah (berproliferasi) membentuk plasenta dan selaput/kantung kehamilan
Macam-macam membran kehamilan:
- sakus vitelinus
atau kantung telur adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali
dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam blastosit).
Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan
pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi
dengan trofoblas membentuk korion.
- korion merupakan
membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili
korion atau jonjot-jonjot di dalam endometrium. Vili korion berisi
pembuluh darah embrio yang berhubungan dengan darah ibu yang banyak
terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium
uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi embrio.
- amnion merupakan
membran yang langsung melingkupi embrio dalam suatu ruangan yang berisi
cairan amnion (air ketuban). Cairan amnion dihasilkan dari membran amnion,
cairan ini berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan
bebas, menjaga suhu lingkungan embrio dan menjaga dari pengaruh goncangan.
- alantois merupakan
membran pembentuk tali pusat. Didalam alantois terdapat 2 macam pembuluh
darah: arteri pusar dan vena pusar. arteri pusar mengalirkan darah dari
jantung fetus menuju plasenta mengandung sisa metabolisme dan
karbondioksida. Vena pusar mengalirkan darah dari plasenta menuju jantung
fetus mengandung nutrisi dan oksigen.
Sel-sel bagian dalam blastula disebut
embrioblas atau bakal embrio. Mula-mula terdapat 2 lapisan embrioblas yaitu
ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam), lapisan luar akan melekuk
membentuk lapisan tengah atau mesoderm. Pada fase 3 lapisan ini embrio disebut
gastrula. Selanjutnya ketiga lapisan ini akan berkembang membentuk berbagai
macam organ (organogenesis) pada minggu ke empat sampai ke delapan; lapisan
ektoderm membentuk kulit dan rambut, saraf, hidung, mata dsb. Mesoderm
berkembang menjadi tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpha dan
kelenjar kelamin. Sedangkan endoderm akan membentuk organ-organ pernafasan dan
pencernaan. Selanjutnya mulai minggu ke sembilan hingga menjelang kelahiran
terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh terjadi sangat
pesat, pada masa ini disebut fetus atau janin
Masa kehamilan adalah masa sejak
terjadinya fertilisasi/konsepsi dan embrio terimplantasi dalam endometrium
hingga terjadi kelahiran. Rata-rata berlangsung selama 266 hari (38 minggu)
dari konsepsi atau 40 minggu dari permulaan siklus menstruasi terakhir.
Kehamilan manusia dibagi menjadi 3 trisemester, masing-masing 3 bulan lamanya;
- Trisemester
pertama
Terjadi perubahan zigot menjadi embrio
(morula, blastula, gastrula). Selanjutnya gastrula mengalami deferensiasi dan
organogenesis sehingga akhir trisemester pertama telah terbentuk fetus (janin)
dengan panjang kurang lebih 5 cm. Embrio memberikan sinyal kehadirannya berupa
hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang bertindak seperti LH pituitari
untuk mempertahankan sekresi progesteron dan estrogen oleh korpus luteum.
Tingginya kadar HCG dalam darah ibu menyebabkan sebagian diekskresikan bersama
urine dan dapat dideteksi melalui uji kehamilan. Sedangkan kadar progesteron
yang tinggi menyebabkan perubahan sistem reproduksi wanita yang hamil seperti:
sekresi mukosa dalam servix yang membentuk sumbatan pelindung, pertumbuhan
plasenta, pembesaran uterus, penghentian ovulasi dan menstruasi (karena
memberikan efek negatif terhadap hipotalamus dan pituitari) dan pembesaran
payudara. Diakhir trisemester pertama denyut jantung fetus dapat dideteksi
dengan stetoskup.
- Trisemester
kedua
Diawal trisemester kedua ibu telah dapat
merasakan pergerakan janin dalam kandungannya. Kadar hormon akan stabil ketika
HCG menurun, korpus luteum akan rusak dan perannya akan digantikan oleh
plasenta untuk mensekresikan hormon progesteron yang berfungsi mempertahankan
kehamilan. Selama trisemester kedua, pertumbuhan fetus sangat cepat hingga
mencapai panjang sekitar 30 cm.
- Trisemester
ketiga
pertumbuhan fetus sangat cepat, hingga
akhir trisemester ketiga panjang fetus dapat mencapai kurang lebih 50 cm dan
berat mencapai sekitar 3 kg. Aktifitas fetus agak berkurang karena ruangan yang
tersedia didalam selaput kehamilan terisi tubuh fetus yang telah membesar. Hal
ini menyebabkan organ-organ disekitar uterus terdesak dan tertekan, sehingga
ibu hamil sering buang air kecil, mengalami hambatan saluran pencernaan dan
merasa pegal pada otot punggung. Kepala fetus merupakan organ yang berukuran
paling besar dan berat dari organ tubuh lainnya, sehingga karena gaya
gravitasi; kepala fetus telah turun ke bawah masuk kedalam rongga pelvis ibunya
untuk siap dilahirkan.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita hamil antara lain:
- berhenti
menstruasi
- timbul rasa mual
dan muntah (nyidam)
- payudara
membesar dan warna kulit sekitar puting bertambah gelap
- rahim membesar
sehingga sering ingin buang air kecil
- timbul garis
gelap dari daerah pusar hingga vagina
- gigi mudah
terinfeksi dan berlubang
- persendian
terasa lebih kaku
0 komentar:
Post a Comment