BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
kreativitas pendidikan itu sendiri dan kompleksnya masalah kehidupan menuntut
sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi. Selain itu, pendidikan
merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang
pendidikan.
Pelajaran
matematika bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran yang sulit, hal ini
tampak dari rendahnya prestasi belajar matematika. Menurut Zulkardi (2003:14)
rendahnya prestasi belajar dan pandangan negatif siswa terhadap pelajaran
matematika tersebut dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurikulum
yang padat, materi yang terlalu banyak, metode pembelajaran yang tradisional
dan tidak interaktif serta sistem evaluasi yang buruk.
Menurut
Slameto (2003:112) salah satu hal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau jalan yang
harus dilalui dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang kurang baik
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang tidak baik pula. Dengan demikian,
yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode pembelajaran yang dipilih
dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta dengan kemampuan guru
dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Ketidaktepatan dalam
menggunakan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan
monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran matematika.
Hal ini disebabkan karena cara
mengajar guru yang menggunakan metode konvensional dalam pengajaran sehingga
siswa tidak tertarik dengan pelajaran. Akibatnya siswa tidak menyukai
pelajaran, yang berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Guru tidak
melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siwa pasif. Untuk mengatasi
masalah tersebut secara berkelanjutan maka perlu dicari suatu pembelajaran yang
tepat, yaitu suasana pembelajaran yang melibatkan siswa agar siswa aktif dalam
pembelajaran dan siswa tertarik untuk mempelajari matematika yang berdampak
positif sehingga meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
Strategi yang menarik untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam memahami pelajaran
matematika adalah strategi pembelajaran model Reciprocal Teaching Strategi
pembelajaran model Reciprocal Teaching
merupakan Strategi pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar
mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya secara
bergantian. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk
menyampaikan ide dan gagasan atau pendapatnya sendiri.
Berdasarkan
pengamatan di lapangan tepatnya di MAN Peusangan, diperoleh informasi
bahwa matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit
oleh siswa. Salah satu aspek materi pelajaran matematika di kelas XI MAN yang
dianggap sulit oleh siswa adalah pada pokok bahasan peluang khususnya pada
materi kaidah pencacahan yang bahwasanya pemahaman siswa terhadap materi
tersebut masih sangat jauh seperti yang diharapkan. Anggapan ini mengakibatkan para siswa menjadi
malas dalam belajar matematika, sehingga mereka masih enggan untuk ikut
berperan aktif pada saat pembelajaran berlangsung dan menunjukkan hasil belajar
mereka kurang memuaskan. Selain itu guru dalam menyampaikan materi pelajaran
khususnya pelajaran peluang pada pencacahan masih belum maksimal, ini
disebabkan guru dalam menyampaikan materi masih terfokus pada buku paket tanpa
melibatkan siswa secara aktif dalam pemberian soal-soal untuk diselesaikan dan
didiskusikan. Selain itu juga siswa sendiri masih belum aktif dalam
memperhatikan pelajaran yang dijelaskan, dikarenakan siswa kurang serius dalam
memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan
permasalahan di atas, peneliti akan melakukan tindak lanjut untuk mengatasi
permasalah yang di alami siswa kelas XI MAN Peusangan. Adapun yang akan
peneliti lakukan untuk menindaklanjuti permasalahan yang dihadapi siswa yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Tteaching, dimana dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching siswa akan dilibatkan secara aktif dan guru
dalam mengajar akan memberikan penjelasan kepada siswa dan memberikan soal-soal
kepada siswa untuk diselesaikan dan didiskusikan dengan tujuan untuk membuat
siswa lebih aktif dan kreatif dalam menerima pelajaran matematikan khususnya pada
materi peluang.
Dalam
Ibrahim sebagaimana dikutip Dakir (2009) Reciprocal Teaching adalah
model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model
pembelajaran ini siswa berperan sebagai “guru” untuk menyampaikan materi kepada
teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi
fasilitator dan pembimbing yang melakukan Scaffolding. Scaffolding adalah
bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang
tahu atau belum tahu.
Reciprocal Teaching adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih
dahulu. Kemudian, siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa
yang lain. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang
tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa.
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
peneliti dengan judul Pengaruh Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Reciprocal Teaching Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Penelitian Eksperimen terhadap siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 19 Bandung.
Dengan demikian peneliti dalam melakukan penelitian akan mengambil judul tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Peluang Siswa Kelas XI MAN Peusangan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, maka yang menjadi
rumusan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh model Reciprocal
Teaching terhadap prestasi belajar siswa pada materi peluang di kelas XI MAN Peusangan?
1.3 Tujuan
Penelitian
Agar
tujuan penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari pembahasan, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap prestasi
belajar siswa pada materi peluang di kelas XI
MAN Peusangan.
1.4 Manfaat
Penelitian
Berdasarkan
tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai
manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat
Teoritis
Secara
teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang
pendidikan matematika dan dapat mendukung teori yang telah ada tentang metode
pembelajaran dan prestasi belajar.
2. Manfaat
Praktis
a. Meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa kelas XI .......
b. Membantu
guru dalam memilih dan menentukan alternatif model pembelajaran yang sebaiknya
digunakan dalam proses pembelajaran agar sasaran pencapaian pemahaman konsep
benar-benar tepat dan efektif.
c. Menambah
pengetahuan peneliti tentang model Reciprocal
Teaching yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
1.5
Anggapan Dasar dan Hipotesis
Anggapan
dasar adalah sesuatu yang dinyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi
sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peniliti dalam
melaksanakan penelitiannya. Adapun yang menjadi
anggapan dasar dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Berdasarkan
teori-teori yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi
hipotesis dalam penelitian, yaitu “Ada
pengaruh penerapam model pembelajaran Reciprocal
Teaching terhadap prestasi belajar matematika pada materi peluang siswa
kelas XI ........
1.6 Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional yang
diuraikan adalah :
1. Reciprocal Teaching
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk
mempelajari materi terlebih dahulu. Kemudian, siswa menjelaskan kembali materi
yang dipelajari kepada siswa yang lain. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator
dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelasan
mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa.
2. Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui
keberhasilan belajar seseorang.
3. Definisi
peluang yaitu dua peristiwa atau lebih
dinamakan saling eksklusif atau saling asing jika terjadinya peristiwa yang
satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain.
0 komentar:
Post a Comment