Dalam terang, kita sapat melihat
isi dunia yang senjang. Lihatlah!!! Mereka yang menaruh asa dalam kantong asoy
bekas yang sudah lama dibuang orang.
Mereka raih bungkusan itu, dicium
dan lantas memakan isinya. Padahal, itu sangat bau dan lama tersimpan di bak
penampungan sampah.
Mengapa mereka harus menanggung
karma dari dosa-dosa korupsi para pejabat public itu. Jangan paksa aku untuk
mengatakan mereka bertaqdir buruk. Jangan paksa aku untuk mengatakan mereka tak
beruntung karena tidak berpendidikan.
Inilah yang dinamakan kesenjangan
nomor satu di negeri ini. Ketika para pejabat dan pemimpin negeri, tertawa dan
bicara banyak hal tentang pemberantasan korupsi, nasib mereka sudah terkorup
sejak lama. Ketika para politisi menawar mahar untuk menduduki jabatan politik,
mereka sudah terbakar dengan janji-janji politik bagaikan bara yang menjalar.
Jika mereka serba kekurangan dan
tidak memiliki kesejahteraan, sebenarnya akibat korupsi masal yang sudah
diperbuat oleh para politikus dan pejabat berkerah putih.
Kita mencoba untuk jujur
menyandingkan mereka dan kehidupan digedung mewah dan lantai dansa. Ya ampun,
berapa lama Arjuna setengah tua merayu para belia yang menanti bisikan
kemesaraan. Arjuna alim yang taat itu pun, akhirnya rela merogoh saku untuk
membayar sang belia dari uang hasil korupsi.
Sudah seperti apakah negeri ini?
Dari hal terkecil sampai isu-isu besar, sudah tak mencerminkan keadaban yang
sulit untuk dihilangkan.
Bangsa yang sombong adalah bangsa
yang tak menaruh asa bagi rakyatnya secara nyata. Lihat pengangguran
dimana-mana. Para pemimpin bangsa selalu mengatakan kemiskinan menurun dan
penggangguran bisa ditekan seminimal mungkin. Faktanya apa?
Haruskah mereka yang mencari
bak-bak sampah dan mereka yang berkeliling berjalan kaki meminta keadilan untuk
sekedar mencari makan bertambah jumlahnya? Berhentilah menggenggam rupiah untuk
menawarkan satu pilihan demi jabatan politik dengan uang Rp50 ribu!
Sudahlah! Aku kecewa dengan
bangsa yang tak pernah peduli hal-hal kecil yang bila dibiarkan akan menjadi
besar dan menjadi tumor mengenaskan.
Tuhan, tegurlah mereka yang sudah
melakukan korupsi itu dengan teguran yang teramat lama untuk disembuhkan.
Jangan biarkan hidup mereka terlalu lama. Kasihan rakyat yang menderita
kelaparan. Lihat rakyat yang beratraksi meminta keadilan dari sebuah proses
ganti rugi lumpur yang jelas itu membahayakan dan bencana yang teramat lama
mereka rasakan.
0 komentar:
Post a Comment