25 September 2013

Tegurlah Bangsa yang Sombong

Dalam terang, kita sapat melihat isi dunia yang senjang. Lihatlah!!! Mereka yang menaruh asa dalam kantong asoy bekas yang sudah lama dibuang orang.
Mereka raih bungkusan itu, dicium dan lantas memakan isinya. Padahal, itu sangat bau dan lama tersimpan di bak penampungan sampah.

Mengapa mereka harus menanggung karma dari dosa-dosa korupsi para pejabat public itu. Jangan paksa aku untuk mengatakan mereka bertaqdir buruk. Jangan paksa aku untuk mengatakan mereka tak beruntung karena tidak berpendidikan.

Inilah yang dinamakan kesenjangan nomor satu di negeri ini. Ketika para pejabat dan pemimpin negeri, tertawa dan bicara banyak hal tentang pemberantasan korupsi, nasib mereka sudah terkorup sejak lama. Ketika para politisi menawar mahar untuk menduduki jabatan politik, mereka sudah terbakar dengan janji-janji politik bagaikan bara yang menjalar.

Jika mereka serba kekurangan dan tidak memiliki kesejahteraan, sebenarnya akibat korupsi masal yang sudah diperbuat oleh para politikus dan pejabat berkerah putih.

Kita mencoba untuk jujur menyandingkan mereka dan kehidupan digedung mewah dan lantai dansa. Ya ampun, berapa lama Arjuna setengah tua merayu para belia yang menanti bisikan kemesaraan. Arjuna alim yang taat itu pun, akhirnya rela merogoh saku untuk membayar sang belia dari uang hasil korupsi.

Sudah seperti apakah negeri ini? Dari hal terkecil sampai isu-isu besar, sudah tak mencerminkan keadaban yang sulit untuk dihilangkan.

Bangsa yang sombong adalah bangsa yang tak menaruh asa bagi rakyatnya secara nyata. Lihat pengangguran dimana-mana. Para pemimpin bangsa selalu mengatakan kemiskinan menurun dan penggangguran bisa ditekan seminimal mungkin. Faktanya apa?

Haruskah mereka yang mencari bak-bak sampah dan mereka yang berkeliling berjalan kaki meminta keadilan untuk sekedar mencari makan bertambah jumlahnya? Berhentilah menggenggam rupiah untuk menawarkan satu pilihan demi jabatan politik dengan uang Rp50 ribu!

Sudahlah! Aku kecewa dengan bangsa yang tak pernah peduli hal-hal kecil yang bila dibiarkan akan menjadi besar dan menjadi tumor mengenaskan.


Tuhan, tegurlah mereka yang sudah melakukan korupsi itu dengan teguran yang teramat lama untuk disembuhkan. Jangan biarkan hidup mereka terlalu lama. Kasihan rakyat yang menderita kelaparan. Lihat rakyat yang beratraksi meminta keadilan dari sebuah proses ganti rugi lumpur yang jelas itu membahayakan dan bencana yang teramat lama mereka rasakan.

0 komentar: