Bidan adalah seseorang yang telah
menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal,
dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan
untuk terdaftar dan/atau memiliki izin formal untuk praktik bidan.
Bidan dikenal sebagai profesional
yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan
dukungan yang diperlukan, asuhan, dan saran selama kehamilan, periode
persalinan, dan postpartum, melakukan pertolongan persalinan dibawah
tanggungjawabnya sendiri, serta memberikan perawatan pada bayi baru lahir dan
bayi. Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan, promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan anaknya, akses untuk perawatan medis atau
pertolongan semestinya lainnya, serta pemberian tindakan kedaruratan.
Bidan memiliki tugas penting
dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tapi juga
keluarga dan masyarakat. Tugas ini meliputi pendidikan antenatal dan persiapan
menjadi orang tua dan dapat meluas hingga kesehatan perempuan, kesehatan
seksual atau reproduksi, dan perawatan anak.
Bidan dapat praktik dimana saja termasuk di rumah,
masyarakat, rumah sakit, atau unit kesehatan.
A. Konsep Promosi Kesehatan
1.
Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam
mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat,
seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi,
mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam
Ottawwa, 1986)
2.
Promosi Kesehatan merupakan program yang
dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat
dan lingkungan.
Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1)
Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan
sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
2)
Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan,
baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada
kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun
masyarakat.
B. Strategi Promosi Kesehatan
1.
Advokasi (advocacy)
Advokasi terhadap kesehatan
merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang-orang di bidang kesehatan, utamanya
promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi ini
lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan, bagaimana orang-orang yang
bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan untuk
lebih tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan
memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan-peraturan yang bisa
berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan
yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat (Kapalawi,
2007). Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Agar pembuat kebijakan
mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan. Advokasi adalah suatu cara
yang digunakan guna mencapai suatu tujuan yang merupakan suatu usaha sistematis
dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam
kebijakan public secara bertahap maju. Misalnya kita memberikan promosi
kesehatan dengan sokongan dari kebijakan public dari kepala desa sehingga
maksud dan tujuan dari informasi kesehatan bias tersampaikan dengan kemudahan
kepada masyarakat atau promosi kesehatan yang kita sampaikan dapat menyokong
atau pembelaan terhadap kaum lemah (miskin)
2.
Dukungan Sosial (social support)
Agar kegiatan promosi kesehatan
mendapat dukungan dari tokoh masyarakat. Dukungan social adalah ketersdiaan
sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis sehingga kita dapat
melaksanakan kehidupan dengan baik, dukungan social ini adalah orang lain yang
berinteraksi dengan petugas. Contoh nyata adalah dukungan sarana dan prasarana
ketika kita akan melakukan promosi kesehatan atau informasi yang memudahkan
kita, atau dukungan emosional dari masyarakat sehingga promosi yang diberikan
lebih diterima.
3.
Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Di samping advokasi kesehatan,
strategi lain dari promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat di dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
lebih kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.
Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah
kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya
partisipasi dari masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat
sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku
karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa
kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi,
2007). Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan
aktif atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sebagai unsur dasar dalam
pemberdayaan, partisipasi masyarakat harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang-bidang lainnya.
0 komentar:
Post a Comment