BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu barometer pelayanan kesehatan bayi di suatu negara. Bila AKB masih tinggi,
berarti pelayanan kesehatan bayi masih turun dan sebaliknya bila AKB rendah
berarti pelayanan kesehatan bayi sudah baik. Dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya AKB di Indonesia 2 - 5 kali lebih tinggi, yaitu 52 per 1.000 kelahiran
hidup. Sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2010 adalah 20 per 1.000
kelahiran hidup. (Andi, 2009).
Angka
kematian bayi (AKB) menurut SDKI tahun 2002 / 2003 sebanyak 35 per 1.000
kelahiran hidup yang berarti bahwa setiap jam ada 18 bayi yang meninggal. Angka
ini sebenarnya sangat memprihatinkan, sehingga setiap daerah di Indonesia
semestinya memberikan kontribusi dan akselerasi program dalam rangka menurunkan
AKI dan AKB secara nasional. ( Andi, 2009).
Departemen
kesehatan menargetkan angka kematian ibu dari 26,9 % menjadi 26 % per 1000
kelahiran dan angka kematian bayi berkurang dari 248 menjadi 206 per 100 ribu
kelahiran yang dicapai pada tahun 2009. Sementara angka harapan hidup berkisar
rata – rata 70,6 tahun. Angka kematian ibu dan bayi mengalami penurunan yang
cukup signifikan dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Di tahun 2007, angka
kematian bayi mencapai 26,9 % per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
sekitar 30,8 % per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu sekitar 270 dari
per 100 ribu kelahiran. ( Menkes, 2009).
0 komentar:
Post a Comment