-->
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peristiwa terpenting yang terjadi pada remaja putri adalah datang haid yang pertama kali, biasanya umur 10-16 tahun. Saat haid yang pertama ini datang dinamakan menarche. Di desa-desa kecil, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan remaja yang mengalami menarche dianggap sudah masanya melakukan tugas-tugas sebagai seorang wanita. Sikap semacam itu hingga kini masih dipertahankan di beberapa daerah. Oleh sebab-sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan gizi yang lebih baik, haid pertama menjadi lebih awal. Di Inggris, rata-rata haid pertama datang pada usia 13 tahun. Dibandingkan dengan keadaan di abad yang lalu, dimana haid pertama pada umumnya datang pada umur 15 tahun. Nampaknya anak-anak remaja putri yang dari orang tua yang lebih berada, mengalami menarche lebih cepat daripada mereka yang mempunyai orang tua kurang berada. Tetapi rata-rata perbedaan itu tidak lebih dari 6 sampai 9 bulan. Anggapan remaja di daerah tropis mengalami menarche lebih awal dari remaja daerah dingin tidak terbukti. Kedatangan haid yang pertama lebih tergantung pada tingkat sosial ekonomi daripada iklim tempat tinggal (Llewelln-Jones, 1997).
Haid pertama bisa menjadi saat yang menyusahkan bagi anak perempuan, seringkali dibarengi perasaan yang campur aduk, takut dan cemas serta membingungkan hal ini umumnya disebabkan karena kurang atau salahnya informasi mengenai haid. Bagi anak perempuan yang telah dipersiapkan, biasanya tidak bingung lagi menghadapi haid pertamanya. Umumnya orang takut melihat darah, apalagi anak-anak. Ketidaktahuannya dapat menyebabkannya secara keliru, mengaitkan haid dengan penyakit atau luka bahkan memandangnya sebagai sesuatu yang memalukan, karena tidak mendapatkan penjelasan yang benar. Menurut penelitian hasil dari partisipan dari 23 negara sepertiga responden mengatakan mereka tidak diberitahu tentang haid sebelumnya, sehingga tidak siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dari survei tersebut, mereka yang tidak pernah tahu masalah haid, para wanita itu mengatakan hal ini merupakan pengalaman yang sangat buruk dan haid pertama membuat panik, trumatis, malu, dan takut (www.dwp.or.id, 2006)
Dalam masyarakat kita sering menemukan berbagai pandangan, pendapat, persepsi, dan kepercayaan tentang suatu hal yang dipercaya oleh masyarakat karena dianggap benar, padahal belum tentu benar. Pandangan yang sering muncul dan berkembang dalam masyarakat karena beberapa hal, yaitu penyampaian informasi yang kurang tepat atau kurang lengkap, penyampaian informasi terlalu berlebihan sehingga menimbulkan sikap diskriminasi dikalangan remaja atau masyarakat terhadap berbagai masalah, salah satu diantaranya mengenai masalah menstruasi. Sangat banyak sekali cerita yang berkembang dikalangan masyarakat sehubungan dengan menstruasi sedangkan kebenarannya belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Salah satu mitos yang sering terdengar diantaranya adalah bahwa remaja yang sedang mens dianggap kotor dan sakit. Sebenarnya, menstrusi tidak membuat remaja perempuan menjadi kotor dan sakit. Namun memang benar jika sedang haid remaja putri harus menjaga kebersihan, seperti mengganti pembalut.
Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu kebersihan daerah genitalia harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Salah satu keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan oleh jamur kandida yang akan subur tumbuhnya pada saat haid.
Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orangtua kita sejak kita masih kecil. Tetapi, karena orangtua sering kali tidak merasa nyaman membicarakan masalah seksual, biasanya masalah kesehatan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja, sedangkan urusan kesehatan organ seksual jarang kita dapatkan dari mereka (Sarwono cit www.gizi.net, 2006)
Dari hasil pra survei yang dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada remaja putri di Peusangan Siblah Krueng didapatkan bahwa dari 10 responden 7 orang mengatakan belum mengerti tentang bagaimana menjaga kebersihan alat kelamin saat menstruasi seperti berapa kali harus mengganti pembalut dalam sehari serta bagaimana cara memasang pembalut yang benar. Adapun jumlah penduduk berdasarkan umur di Peusangan Siblah Krueng tahun 2005 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah penduduk Peusangan Siblah Krueng Tahun 2005.
No
|
Umur
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
| |
L
|
P
| |||
1
|
0-4 tahun
|
134
|
294
|
428
|
2
|
5-9 tahun
|
196
|
256
|
452
|
3
|
10-14 tahun
|
115
|
123
|
238
|
4
|
15-19 tahun
|
101
|
156
|
257
|
5
|
20-24 tahun
|
391
|
487
|
878
|
6
|
25-29 tahun
|
192
|
286
|
478
|
7
|
30-34 tahun
|
387
|
389
|
776
|
8
|
35-39 tahun
|
265
|
269
|
534
|
9
|
40-44 tahun
|
292
|
295
|
587
|
10
|
45-49 tahun
|
288
|
301
|
589
|
11
|
50-54 tahun
|
197
|
199
|
396
|
12
|
55-59 tahun
|
129
|
131
|
260
|
13
|
>60 tahun
|
116
|
383
|
499
|
Sumber: Register Pendataan Keluarga (RPK)
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang ada yaitu:
1.2.1 Pada hasil penelitian dari partisipasi 23 negara sepertiga responden mengatakan mereka tidak diberitahu tentang haid sebelumnya, sehingga tidak siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan
1.2.2 Salah satu keluhan yang dirasakan saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan oleh jamur kandida yang timbul akibat kurangnya kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.
1.2.3 Dari hasil prasurvei yang dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada remaja putri di Peusangan Siblah Krueng didapatkan bahwa dari 10 responden 7 orang mengatakan belum mengerti tentang bagaimana menjaga kebersihan saat menstruasi seperti: berapa kali harus mengganti pembalut dan tampon dalam sehari serta bagaimana cara memasang pembalut yang benar.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini yaitu bagaimana gambaran tingkat pengetahuan remaja putri usia 10-19 tahun tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di Peusangan Siblah Krueng tahun 2006?
1.4 Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah gambaran tingkat pendidikan remaja putri di Peusangan Siblah Krueng tahun 2006?
2. Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di Peusangan Siblah Krueng tahun 2006?
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di Peusangan Siblah Krueng tahun 2006.
1.5.2 Tujuan khusus
1. Untuk dapat mengidentifikasikan tingkat pendidikan remaja putri di Peusangan Siblah Krueng tahun 2006.
2. Untuk dapat mengidentifikasikan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di Peusangan Siblah Krueng tahun 2006.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi remaja putri
Untuk memberikan informasi tentang menstruasi khususnya bagaimana menjaga kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi kepada remaja putri.
1.6.2 Bagi masyarakat
Manfaat penelitian bagi masyarakat, yaitu untuk memberikan informasi tentang bagaimana menjaga kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi, sehingga masyarakat khususnya orang tua yang memiliki remaja putri bisa memberikan masukan mengenai kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.
1.6.3 Bagi peneliti
Sebagai penerapan mata kuliah metodologi penelitian dan menambah pengalaman dalam penulisan karya tulis ilmiah, serta sebagai masukan pengetahuan tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.
1.6.4 Bagi peneliti lainnya
Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut dengan variabel yang belum diteliti.
0 komentar:
Post a Comment