28 September 2015

Pemberian obat melalui rektum

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi Pemberian Obat Melalui Rektum
Memberikan obat melalui rectum merupakan pemberian obat dengan memasukkan obat mealui anus dan kemudian rectum ,dengan tujuan memberikan efek local dan sistematik. Tindakan pengobatan ini disebut  pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat , menjadikan lunak pada daerah fases ,dan merangsang buang air besar .
Pemberian obat yang memiliki efek local, seperti obat dolcolas supositoria,berfungsi untuk meningkatkan defekasi secara local pemberian obat dengan obat sistemik, seperti obat aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rental yang melewati sphincter ani interna. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui anus atau rektum. Umumnya berbentuk torpedo dapat meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat local atau sistematik.
Suppositoria merupakan obat luar karena penggunaannya tidak melewati mulut dan tidak menuju ke arah lambung, hanya dimetabolisme dalam darah dan dinding usus.
Salep (cream) adalah sediaan yang digunakan untuk pemberian topikal ke area perianal. Sebagian besar digunakan untuk terapi kondisi lokal pruritis anorektal, inflamasi dan nyeri atau ketidaknyamanan akibat wasir.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyPvWiS4jjQHGJKfkCwX64ge-IgVZzDhYSZVtiPB3y4h2lG37c3vjmgTkDAMcIZiqQ1MpaGntRMBzCS5tGAX0ap8CqOblhDiyPDAukzMvdhqoEDVdJFfCOyYphWcg4Cw4raAG7Vk3I_dc/s1600/suppo3.jpg

B.     Tujuan
Memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek local untuk melunakkan faeces dan merangsang/melancarkan defekasi, efek sistemik untuk dilatasi bronkus.

C.    Manfaat
Manfaat memberikan obat melalui rektuk yaitu tidak menimbulkan iritasi pada saluran bagian atas, mempunyai tingkatan aliran pembuluh darah yang besar (pembuluh darah di rectum tidak ditransportasikan melalui liver), dan pada obat tertentu diabsorpsi dengan baik melalui dinding rectum.

D.    Persiapan Alat
1.      Baki berisi : obat suppositoria dalam bungkusnya, sarung tangan, kain kassa, pelican,  kertas tissue
2.      Sampiran bila perlu
3.      Pot bila perlu
4.      Pengalas berikutnya
5.      Nierbekken
6.      Waskom berisi larutan clorin 0,5%




E.     Cara Kerja
            1.      Cocokan  akurasi dan kelengkapan  tiap MAR dengan resep obat asli dari dokter.Periksa kembali nama klien dan nama obat,dosis ,jalur dan waktu pemberian obat
            2.      Lihat kembali rekam medis apakah terdapat riwayat pembedahan rectal atau perdarahan.
            3.      Siapkan obat dan bandingkan label obat dengan MAR setidaknya dua kali sebelum memberikan obat.
            4.      Berikan obat pada klien tepat waktu dan selalu cuci tangan.
            5.      Kenali klien dengan menggunakan setidaknya dua tanda identifikasi klien. Bandingkan nama  klien dan tanda identifikasi yang lain (contoh:nomor registrasi rumah sakit) pada gelang identifikasi dengan MAR. Mintalah klien untuk menyebutkan namanya sebagai identifikasi terakhir.
            6.      Bandingkan label obat dengan MAR sekali lagi disamping tempat tidur klien.
            7.      Ajari klien mengenai obatnya. Jelaskan prosedur mengenai posisi dan sensasi yang mungkin terjadi seperti rasa ingin buang air. Pastikan klien mengerti prosedur tersebut jika ia ingin menggunakan obatnya sendiri.
            8.      Tutup pintu ruangan atau tarik horden agar didapatkan privasi.
            9.      Gunakan sarung tangan bersih.
        10.      Bantu klien mencapai posisi Sims’. Tutup bagian bawah klien sehingga hanya area anus yang terlihat.
        11.      Pasikan pencahayaan cukup untuk melihat anus dengan jelas. Periksa kondisi anus external,dan palpasi dinding rectum seperlunya. Lepas sarung tangan jika kotor dan buang ditempat yang disediakan.
        12.      Gunakan sarung tangan baru.
        13.      Ambil supositoria dari bungkusnya, berikan pelumas pada ujung yang bulat (lihat ilustrasi) dengan jeli pelumas larut air. Licinkan jari teluntuk tangan dominan denganpelumas yang sama
        14.      Minta klien untuk mengambil nafas melalui mulut dan lemaskan sfinter anii.
        15.      Tarik bokong dengan tangan non dominan. Masukan perlahan supositoria  menyusuri dinding anus melewati sfinter bagian dalam, 10cm (4 inci) pada orang dewasa, 5cm (2 inci) pada anak-anak dan bayi (lihat ilustrasi). Tekan dengan lembut untuk menahan bokong sesaat sehingga obat tidak keluar lagi.
        16.      Keluarkan jari, dan usap area anus dengan tisu.
        17.      Bereskan alat-alat, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan.
        18.      Mintalah klien untuk tetap berbaring atau miring selama kurang lebih 5   menit untuk mencegah obat keluar.
        19.      Jika supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakan lampu pemanggil didekat klien.
        20.      Catat pemberian obat pada MAR.
        21.      Perhatikan efek supositoria (contoh gerakan otot, obat mual) sesuai dengan onset dan durasi obat.

F.     Indikasi
Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis.

G.    Kontra Indikasi
1.      Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.
2.      Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna.
3.      Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi.
4.      Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.
5.      Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada penderita piotitis atau hemoroid.
6.      Pembedahan rektal.
7.    Klien dengan pembedahan rectal

H.      Yang Harus diperhatikan
1.      Identifikasi klien dengan tepat
2.      Menjelaskan mengenai tujuan dan cara kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
3.      Perawat/bidan bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
4.      Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
5.      Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
6.      Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
7.      Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
8.       Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
9.      Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian cuci tangan.

10.  Melakukan eveluasi mengenai efek obat pada klien.

0 komentar: