06 October 2013

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga TN. K Dengan Hipertensi


DAFTAR ISI
Halaman Judul   .....................................................................................................         i
BAB I        PENDAHULUAN
BAB II      TINJAUAN TEORITIS
BAB III     TINJAUAN KASUS
BAB IV     PEMBAHASAN
BAB V      KESIMPILAN DAN SARAN


Halaman Persetujuan Pembimbing   ......................................................................        ii
Halaman Abstrak  ..................................................................................................       iii
Halaman Kata Pengantar     ...................................................................................       iv
Halaman Daftar Isi  ...............................................................................................      vii
Halaman Daftar Tabel ...........................................................................................       ix
Halaman Daftar Lampiran   ...................................................................................        x


A.           Latar Belakang Penulisan  .........................................................        1
B.           Tujuan Penulisan    .....................................................................        4
C.           Metode Penulisan   ....................................................................        5
D.           Sistematika Penulisan   ..............................................................        6


A.           Konsep Dasar Keluarga     .........................................................        8
1.       Definisi Keluarga     ............................................................        8
2.       Tipe/Bentuk Keluarga  ........................................................        9
3.       Tugas Dasar Keluarga  ........................................................        9
4.       Tugas Perkembangan Keluarga   .........................................      11
5.       Fungsi Keluarga  .................................................................      13
6.       Tugas – Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan  ...........      14
B.           Konsep Dasar Penyakit  ............................................................      15
1.      Definisi Hipertensi    ...........................................................      15
2.      Anatomi dan Fisiologi   .......................................................      16
3.      Etiologi              ...................................................................      18
4.      Manifestasi Klinik  ..............................................................      20
5.      Penatalaksanaan  .................................................................      20
6.      Komplikasi   ........................................................................      22
7.      Dampak Masalah Terhadap Fungsi Keluarga     ..................      22
C.           Konsep Dasar Asuhan Keperawatan    ......................................      24
1.       Pengkajian  ..........................................................................      24
2.       Diagnosa    ...........................................................................      30
3.       Perencanaan    ......................................................................      31
4.       Pelaksanaan  ........................................................................      38
5.       Evaluasi    ............................................................................      39
            

A.           Pengkajian   ...............................................................................      40
B.           Diagnosa   ..................................................................................      67
C.           Perencanaan   .............................................................................      70
D.           Pelaksanaan   .............................................................................      81
E.            Evaluasi  ....................................................................................      81
F.            Catatan Perkembangan  .............................................................      87
                           

A.           Pengkajian Keperawatan   .........................................................      89
B.           Diagnosa Keperawatan   ............................................................      90
C.           Perencanaan  ..............................................................................      92
D.           Implementasi  ............................................................................      93
E.            Evaluasi   ...................................................................................      93


A.           Kesimpulan    .............................................................................      94
B.           Saran   ........................................................................................      96

Daftar Pustaka
Lampiran
Riwayat Hidup

Download Full KTI

Hubungan Penerapan Aspek Spiritualitas Perawat Dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit ..........

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perawat meyakini manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena gangguan kesehatan dan penyimpangan pemenuhan kebutuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan secarra holistik dan unik diperlukan pendekatan yang komprehensif dan bersifat individual bagi tiap sistem klien.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional mempunyai kesempatan yang paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik. Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psikososio-kultural dan spiritual yang berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien. Perawat berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh klien, antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual klien tersebut, walaupun perawat dan klien tidak mempunyai keyakinan spiritual atau keagamaan yang sama (Hamid A.Y., 2000:3).
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa. Sedangkan kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan.
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien akan dioperasi, pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan (Asmadi, 2008:28-29).
Ketika penyakit, kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang kearah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual. Selama penyakit atau kehilangan, misalnya saja, individu sering menjadi kurang mampu untuk merawat diri mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan. Distres spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain. Individu mungkin mempertanyakan nilai spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup dan sumber dari makna hidup. Dengan jelas, kemampuan perawat untuk mendapat gambaran tentang dimensi spiritual klien yang jelas mungkin dibatasi oleh lingkungan dimana orang tersebut mempraktikkan spiritualnya. Hal ini benar jika perawat mempunyai kontak yang terbatas dengan klien dan gagal untuk membina hubungan. Pertanyaannya adalah bukan jenis dukungan spiritual apa yang dapat diberikan tetapi secara sadar perawat mengintegrasikan perawatan spiritual kedalam proses keperawatan. Perawat tidak perlu menggunakan alasan “tidak cukup waktu” untuk menghindari pengenalan nilai spiritualitas yang dianut untuk kesehatan kilen (Potter & Perry, 2005:567).
Dari data yang diperoleh di ruang perawatan bedah Rumah Sakit Haji Makassar, jumlah klien rawat inap pada tahun 2007 sebanyak 335 dengan jumlah perawat diruang perawatan bedah sebanyak 15 orang, di ruang perawatan 1 sebanyak 16 orang dan perawatan 2 sebanyak 18 orang. Sedangkan jumlah pasien pada bulan mei diruang perawatan bedah sebanyak 25 orang, di ruang perawatan 1 sebanyak 11 orang dan perawatan 2 sebanyak 16 orang. Dengan melihat banyaknya jumlah klien disetiap ruang perawatan maka sudah sepantasnya perawat mampu memberikan pemenuhan kebutuhan spiritual yang lebih.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang pasien yang dirawat di ruang perawatan bedah Rumah Sakit ......... didapatkan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien di ruangan telah dilakukan oleh beberapa perawat tetapi belum maksimal dilaksanakan sepenuhnya.
Bertolak dari hal tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Penerapan Aspek Spiritualitas Perawat Dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit ............
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada Bab I yaitu latar belakang masalah, maka peneliti mencoba untuk merumuskan masalah yaitu : “Adakah Hubungan Penerapan Aspek Spiritualitas Perawat Dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit .....r?”
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan penerapan aspek spiritualitas perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien rawat inap di Rumah Sakit .........
2.      Tujuan Khusus
Diidentifikasinya hubungan penerapan aspek spiritualitas perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien rawat inap di Rumah Sakit .......

D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Klien
Untuk membantu klien dalam pemulihan dan peningkatan kemampuan dirinya melalui tindakan pemenuhan kebutuhan klien secara komprehensif dan berkesinambungan.
2.      Bagi Ilmu Keperawatan / profesi
a.       Sebagai masukan bermakna demi pengembangan profesi keperawatan.
b.      Masukan bagi profesi keperawatan pada lahan penelitian terkait untuk menentukan kebijakan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan individu.
3.      Bagi Institusi :
a.       Sebagai bahan bacaan diperpustakaan atau sumber data bagi peneliti lain yang memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian dengan judul yang sama demi kesempurnaan penelitian ini.
b.      Sebagai sumber informasi pada institusi ...............agar dijadikan dokumentasi ilmiah untuk merangsang minat peneliti selanjutnya. 
4.      Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga terhadap peneliti dalam rangka menambah wawasan keilmuan.  

Pengaruh penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap prestasi belajar matematika pada materi peluang siswa kelas XI di ......

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan itu sendiri dan kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak sumber  daya manusia yang bermutu tinggi. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan.
Pelajaran matematika bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran yang sulit, hal ini tampak dari rendahnya prestasi belajar matematika. Menurut Zulkardi (2003:14) rendahnya prestasi belajar dan pandangan negatif siswa terhadap pelajaran matematika tersebut dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurikulum yang padat, materi yang terlalu banyak, metode pembelajaran yang tradisional dan tidak interaktif serta sistem evaluasi yang buruk.
Menurut Slameto (2003:112) salah satu hal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang kurang baik akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang tidak baik pula. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode pembelajaran yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Ketidaktepatan dalam menggunakan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran matematika.
Hal ini disebabkan karena cara mengajar guru yang menggunakan metode konvensional dalam pengajaran sehingga siswa tidak tertarik dengan pelajaran. Akibatnya siswa tidak menyukai pelajaran, yang berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siwa pasif. Untuk mengatasi masalah tersebut secara berkelanjutan maka perlu dicari suatu pembelajaran yang tepat, yaitu suasana pembelajaran yang melibatkan siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran dan siswa tertarik untuk mempelajari matematika yang berdampak positif sehingga meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
Strategi yang menarik untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam memahami pelajaran matematika adalah strategi pembelajaran model Reciprocal Teaching  Strategi pembelajaran model Reciprocal Teaching merupakan Strategi pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya secara bergantian. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide dan gagasan atau pendapatnya sendiri.
Berdasarkan pengamatan di lapangan tepatnya di MAN Peusangan, diperoleh informasi bahwa matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Salah satu aspek materi pelajaran matematika di kelas XI MAN yang dianggap sulit oleh siswa adalah pada pokok bahasan peluang khususnya pada materi kaidah pencacahan yang bahwasanya pemahaman siswa terhadap materi tersebut masih sangat jauh seperti yang diharapkan. Anggapan ini mengakibatkan para siswa menjadi malas dalam belajar matematika, sehingga mereka masih enggan untuk ikut berperan aktif pada saat pembelajaran berlangsung dan menunjukkan hasil belajar mereka kurang memuaskan. Selain itu guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya pelajaran peluang pada pencacahan masih belum maksimal, ini disebabkan guru dalam menyampaikan materi masih terfokus pada buku paket tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam pemberian soal-soal untuk diselesaikan dan didiskusikan. Selain itu juga siswa sendiri masih belum aktif dalam memperhatikan pelajaran yang dijelaskan, dikarenakan siswa kurang serius dalam memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti akan melakukan tindak lanjut untuk mengatasi permasalah yang di alami siswa kelas XI MAN Peusangan. Adapun yang akan peneliti lakukan untuk menindaklanjuti permasalahan yang dihadapi siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Tteaching, dimana dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching siswa akan dilibatkan secara aktif dan guru dalam mengajar akan memberikan penjelasan kepada siswa dan memberikan soal-soal kepada siswa untuk diselesaikan dan didiskusikan dengan tujuan untuk membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam menerima pelajaran matematikan khususnya pada materi peluang.
Dalam Ibrahim sebagaimana dikutip Dakir (2009) Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa berperan sebagai “guru” untuk menyampaikan materi kepada teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi fasilitator dan pembimbing yang melakukan Scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang tahu atau belum tahu.
Reciprocal Teaching adalah suatu model pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu. Kemudian, siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa.
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan peneliti dengan judul Pengaruh Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Reciprocal Teaching Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Penelitian Eksperimen terhadap siswa kelas XI IPA SMA Negeri 19 Bandung.

Dengan demikian peneliti dalam melakukan penelitian akan mengambil judul tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Peluang Siswa Kelas XI MAN Peusangan”.


1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan  dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap prestasi belajar siswa pada materi peluang di kelas XI MAN Peusangan?

1.3  Tujuan Penelitian
Agar tujuan penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari pembahasan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap prestasi belajar  siswa pada materi peluang di kelas XI MAN Peusangan.

1.4  Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang pendidikan matematika dan dapat mendukung teori yang telah ada tentang metode pembelajaran dan prestasi belajar.
2.      Manfaat Praktis
a.       Meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI .......
b.      Membantu guru dalam memilih dan menentukan alternatif model pembelajaran yang sebaiknya digunakan dalam proses pembelajaran agar sasaran pencapaian pemahaman konsep benar-benar tepat dan efektif.
c.       Menambah pengetahuan peneliti tentang model Reciprocal Teaching yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

1.5    Anggapan Dasar dan Hipotesis
Anggapan dasar adalah sesuatu yang dinyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peniliti dalam melaksanakan penelitiannya. Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian, yaitu  “Ada pengaruh penerapam model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap prestasi belajar matematika pada materi peluang siswa kelas XI ........

1.6  Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional yang diuraikan adalah :
1.      Reciprocal Teaching adalah suatu model pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu. Kemudian, siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa.
2.      Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang.
3.      Definisi peluang  yaitu dua peristiwa atau lebih dinamakan saling eksklusif atau saling asing jika terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain.