07 April 2013

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Di Desa …………………


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang  
Anak Balita sebagai masa emas atau "golden age" yaitu insan  manusia yang berusia 0-6 tahun (UU No. 20 Tahun 2003), meskipun sebagian pakar menyebut anak balita adalah anak dalam rentang usia 0-8 tahun. Anak balita merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Secara psikologis, rentang usia balita dibagi dalam 3 tahapan yaitu masa sebelum lahir, masa bayi dan masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahapan tersebut banyak terjadi perubahan yang mencolok, baik fisik maupun psikologis karena tekanan budaya dan harapan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan tertentu, yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pembagian menurut tahapan tersebut sangat tergantung pada faktor sosial yaitu tuntutan dan harapan untuk menguasai proses perkembangan yang harus dilampaui anak dari lingkungannya.


Gambaran tingkat pengetahuan bidan tentang manajemen terpadu balita sakit (mtbs) di puskesmas ………………..


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Derajat kesehatan merupakan pecerminan kesehatan perorangan, kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan hidup, mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, selain bebas dari penyakit tetapi juga tercapainya keadaan kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental. Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015 (Kemenkes RI, 2011).
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).
Ditinjau dari hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, maka angka kematian neonatal (AKN), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKBA) adalah 19/1000 kelahiran hidup (KH), 34/1000 KH dan 44/1000KH. Artinya, kematian balita (0- 59 bulan) masih tinggi. Untuk itu, diperlukan kerja keras dalam upaya menurunkan angka kematian tersebut, termasuk diantaranya peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani balita sakit, utamanya bidan dan perawat di Puskesmas sebagai lini terdepan pemberi pelayanan (Kemenkes RI, 2011).

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Kader Tentang Pemanfaatan Meja Penyuluhan Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas ………………


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Dalam memberikan pelayanan kesehatan dan gizi yang optimal, Kementrian Kesehatan menetapkan Visi yaitu “Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”, dengan salah satu Misi “Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani”. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, diperlukan berbagai kegiatan di antaranya adalah menggerakkan masyarakat untuk memamfaatkan Posyandu sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dasar yang tumbuh dan berkembang di masyarakat (Kemenkes, 2011).
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228/100.000 kelahiran hidup, AKB 34/1.000 kelahiran hidup, AKN 19/1.000 kelahiran hidup, AKABA 44/1.000 kelahiran hidup (Dinkes Aceh, 2010).

Pencemaran tanah


Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Selain udara dan air, tanah juga bisa terkena pencemaran oleh setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia modern bagi kehidupan. Tanah sangatlah penting, terutama bagi kehidupan semua makhluk hidup, karena tanah berfungsi sebagai penyedia papan maupun pangan bagi kehidupan makhluk hidup. Sebaliknya tanah juga berfungsi sebagai media bagi penyebaran penyakit-penyakit yang dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya. Sumber-sumber yang menyebabkan tanah tidak subur adalah sebagai berikut :
·         Limbah pertanian
·         Limbah pabrik/industri
·         Rumah tangga
·         Bahan-bahan yang tak dapat diuraikan oleh mikroorganisme misalnya plastik.
Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Plastik tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya sampah plastik tidak bisa dibusukkan dan akan menumpuk sehingga mengganggu kesuburan tanah. Pada gambar disamping tampak sampah-sampah plastik dan kaleng, hal itu akan sangat mengganggu kesuburan tanah karena tidak bisa diuraikan dan dibusukkan oleh mikroorganisme.
Begitu juga dengan penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan, ternyata dapat menimbulkan pencemaran tanah. Beberapa tumbuhan justru tidak dapat tumbuh dengan subur lantaran pH tanah yang berubah akibat penambahan pupuk yang tidak sesuai. Selain itu sebagian sisa dari pupuk akan hanyut terbawa air sehingga mencemarkan air sungai atau danau.

Hubungan Sahabat Renggang Karena Kekasih Baru


Apa Penyebab Hubungan Sahabat Renggang Karena Kekasih Baru? Setelah menjalani masa-masa pendekatan, akhirnya berlanjut menjadi jalinan asmara? Maksud hati ingin berbagi kebahagiaan bersama teman atau sahabat, tapi yang terjadi justru mereka seolah menjauh.
Pernahkah Anda mengalami kejadian tersebut? Teman atau orang terdekat tiba-tiba bersikap aneh dan dingin, begitu mereka tahu Anda telah menjalin cinta yang baru. Mereka pun bertingkah seolah-olah Anda telah berbuat salah. Anda pun bertanya-tanya, apakah memang ada yang salah?
Apa yang sebenarnya dirasakan seseorang ketika sahabatnya 'dimiliki' oleh orang lain? Beberapa Penyebab Hubungan Sahabat Renggang Karena Kekasih Baru
1)      Cemburu
Cemburu, tidak selalu berkaitan dengan cinta antara pasangan kekasih, tapi juga pasangan sahabat. Jika sahabat atau teman-teman menunjukkan sikap dingin saat Anda berpacaran dengan orang baru, biasanya mengindikasikan kalau mereka takut waktu Anda bersama mereka akan berkurang. Mereka juga khawatir Anda akan lebih mengutamakan berduaan dengan kekasih sehingga tidak ada lagi keakraban seperti dulu.